BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak
dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta.
Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa
tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia
ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia, tentunya banyak orang-orang yang mengelolanya, mulai dari
pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku
profesional.
Kelapa
sawit merupakan tumbuhan pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan dan bercabang
banyak. Memilki buah kecil dan apabila matang, akan berwarna merah kehitaman.
Untuk daging buahnya padat serta mengandung minyak. Minyak kelapa sawit ini
digunakan sebagai minyak goreng. Kelapa sawit sendiri dipanen harus berumur 4
tahun, dalam pemanenan yang perlu diperhatikan adalah kematangan buah. Dalam
perkebunan kelapa sawit ada beberapa kriteria buah yang layak untuk dipanen dan
kemudian diolah menjadi minyak goreng.
B. Inti
Sari
Pada makalah
ini akan menjelaskan tentang bagaimana proses pembuatan minyak goreng dari kelapa sawit, bagiamana pemasarannya dan pemanfaatan
limbah dari kelapa sawit.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kelapa Sawit
Kelapa
sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak
industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan
besar, sehingga banyak hutan dan perkebunan lama di konversi menjadi perkebunan
kelapa sawit.Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah
malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra,
Jawa, sulawesi, dan Kalimantan.
Minyak
sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan
sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah
buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawitmentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan
memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku
margarin.
B.
Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (Crude
Palm Oil)
1.
Pengolahan
Kelapa Sawit Di Pabrik
a.
Pengumpulan Tandan Buah Segar
Pengangkutan tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit dilakukan menggunakan truk dari kebun menuju ke pabrik. TBS ini
lantas ditimbang terlebih dahulu untuk mengecek kapasitasnya. Kualitas minyak
kelapa sawit (SWO) dipengaruhi oleh kondisi dan mutu TBS. Dengan mengolahnya di
dalam pabrik, potensi turunnya kualitas bisa ditekan. Sehingga kualitas CPO
yang dihasilkan pun lebih terjaga, tidak sepenuhnya dipengaruhi bahan baku.
b.
Perebusan TBS Kelapa Sawit
Setelah melewati tahap
penimbangan, TBS kelapa sawit kemudian dimasukkan ke lori rebusan dari pelat
baja berlubang. Berikutnya proses berlanjut dengan memindahkan TBS ke
sterilizer berupa bejana yang memanfaatkan tekanan uap air 2,2-3,0 kg/cm2 untuk
merebus TBS selama 90 menit. Tujuannya yaitu untuk mematikan enzim yang bisa
merusak kualitas minyak, mempermudah perompolan buah dari tandan, dan
mempermudah pelepasan inti dari cangkang. Proses ini menghasilkan kondensat
yang mengandung minyak dengan kadar 0,5 persen. Kondensat lantas dimasukkan ke
fat pit, sedangkan tandan buah rebus dipindahkan ke threser memakai hoisting
crane.
c.
Perontokan Buah Kelapa Sawit
dari Tandan
Perontokan buah dari tandan
dilakukan dengan metode bantingan sehingga buah terlepas dan masuk fit
confeyor. Setelah itu buah sawit dibawa ke digester untuk memisah brondolan
dari tangkai tandan menggunakan bantuan thresher. Proses thresher ini
dikerjakan sebanyak dua kali sehingga seluruh brondolan buah sawit benar-benar
terpisah dari tangkai. Sisa proses ini kemudian dialirkan ke ruang pembakaran
untuk digunakan sebagai produk samping.
d.
Pengolahan Minyak Goreng dari
Daging Buah
Proses berlanjut di mana fruit
conveyor mengangkut brondolan buah yang sudah terpisah ke digester untuk melepas
daging buah dari biji. Tahap digester ini memanfaatkan uap air bersuhu 80-90
derajat celcius dan dijaga kestabilannya.
Tahap berikutnya yakni memasukkan
buah ke mesin screw press. Alat ini berguna untuk menekan buah sawit supaya
minyak keluar dari dari biji dan fibre. Biasanya proses ini menggunakan
tambahan panas sekitar 10-15 persen dari kapasitas pengepresan.
Minyak yang dihasilkan dari
proses di atas berupa minyak kasar yang masih bercampur ampas dan biji. Oleh
sebab itu sebelum ditampung ke crude oil tank, minyak kasar tersebut
dibersihkan dulu menggunakan sand trap lalu disaring memakai vibrating screen.
Ampas dan biji yang terkumpul ini masih mengandung minyak sehingga perlu diolah
lagi menggunakan depericarper. Proses penyaringan ampas juga sering ditambahkan
air panas untuk melancarkan proses tersebut.
Minyak kelapa sawit kasar (CPO)
yang terkumpul selanjutnya dipompa ke decenter untuk memisahkan solid dan
liquid. Proses pemisahan minyak ini harus disesuaikan dengan fase-fase minyak
tersebut. Pada fase cair berupa minyak, air dan massa jenis ringan ditampung di
dalam countinuous setting tank yang selanjutnya diikuti minyak dialirkan ke oil
tank. Sedangkan pada fase berat berupa air dan padatan terlarut ditampung di
sludge tank lalu dialirkan ke sludge separator untuk dipisahkan minyaknya.
e.
Proses Pemurnian Minyak Kelapa
Sawit
Dari oil tank, minyak lalu
disalurkan ke oil purifier untuk memisahkan solid yang mengandung air. Setelah
itu, tahap berlanjut dengan mengalirkannya ke vacuum drier untuk menghilangkan
kadar air hingga di ambang standar. Setelahnya minyak yang sudah murni dengan
kualitas terbaik ini kemudian didistribusikan melalui sarvo balance menuju ke
oil storage tank.
2.
Pengolahan
Kelapa Sawit Secara Tradisional
Alat dan Bahan :
·
Buah
Kelapa Sawit
·
Panci
·
Tungku
atau Kompor
·
Alu dan
Lesung
·
Kain
Katun
·
Wajan
·
Irus;
irus adalah sendok besar yang cekung biasanya terbuat dari tempurung kelapa
·
Botol
·
Corong
Langkah-langkah :
a.
Kupas
serabut kelapa sawit, lalu pecahkan cangkangnya. Ambil daging buah kelapa sawit
tersebut dan kumpulkan di dalam panci.
b.
Rebus
daging buah kelapa sawit di dalam air mendidih sampai teksturnya menjadi
benar-benar lunak. Lama perebusan umumnya memakan waktu hingga lebih dari 1 jam
atau disesuaikan dengan jumlah kelapa sawit yang direbus.
c.
Tuangkan
daging buah kelapa sawit yang telah matang dan bertekstur lembut ini lalu
dituangkan ke dalam lesung. Kemudian tumbuk menggunakan alu sampai teksturnya
berubah menjadi seperti bubur.
d.
Bubur
kelapa sawit ini lantas disaring memakai kain katun untuk memisahkan air sari
dari ampasnya. Kerjakan langkah tersebut seperti saat Anda memeras santan
kelapa dengan menambahkan air secukupnya sebanyak dua kali.
e.
Setelah
proses pemerasan air sari kelapa sawit selesai, selanjutnya air tersebut
direbus hingga mendidih. Jangan lupa aduk terus-menerus mengaduknya secara
teratur agar santan kelapa sawit tidak pecah.
f.
Setelah
menunggu beberapa waktu, dari santan yang sudah mendidih itu lambat laun akan
tampak lapisan minyak goreng berwarna kuning keemasan yang terbentuk di atas
santan. Ambil minyak goreng tersebut menggunakan irus sedikit demi sedikit.
g.
Minyak
goreng yang sudah terkumpul banyak lantas dimasukkan ke dalam botol dengan
bantuan corong. Agar lebih awet, botol itu sebaiknya perlu divakum terlebih
dahulu sehingga kedap udara. Simpan botol berisi minyak goreng ini di tempat
yang sejuk, tidak lembab, dan terhindari dari sinar matahari.
C.
Pemasaran Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak
nabati yang penting, di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari,
dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang
menjanjikan. Minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri
hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik,
dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang
mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses selanjutnya akan
menghasilkan fraksi olein, stearin, danfatty acid. Olein dipergunakan
untuk pembuatan minyak goreng, stearindigunakan untuk pembuatan
mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat
digunakan sebagai bahan dasar oleokimia.
Tanaman kelapa sawit merupakan
komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat maju pesat.
Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Sejumlah pabrik dengan kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil)
tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Pemasaran produk kelapa sawit
pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui kantor pemasaran
yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk perkebunan besar swasta, pemasaran
dilakukan oleh masing-masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar, baik
negara maupun swasta menjual produk kelapa sawit dalam bentuk olahan, yaitu
minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan langsung
kepada eksportir ataupun ke pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang
dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya terbatas, penjualan sulit dilakukan
apabila ingin menjualnya langsung ke industri pengolah. Oleh karena itu, petani
harus menjualnya melalui pedagang tingkat desa atau melalui KUD, kemudian
berlanjut ke pedagang besar hingga ke industri pengolah. Penjangnya rantai
pemasaran hasil perkebunan rakyat ini menyebabkan tingkat keuntungan yang
diperoleh para petani relatif kecil.
D. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit
1.
TKKS untuk pupuk organic
Tandan kosong kelapa sawit daoat dimanfaatkan
sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah
pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga
akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.
Ada beberapa alternatif pemanfaatan TKKS yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
a.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah
mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh
micro-organisme. Pada prinsipnya pengomposan TKSS untuk menurunkan nisbah C / N
yang terkandung dalam tandan agar mendekati nisbah C / N tanah. Nisbah C / N
yang mendekati nibah C / N tanah akan mudah diserap oleh tanaman.
b.
Pupuk kalium
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah
padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut
ternyata memiliki kandungan 30-40%, K2O, 7%P2O5, 9%CaO, dan 3%MgO. Selain itu
juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200ppmFe, 1.00 ppm Mn, 400 ppmZn, dan
100 ppmCu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan
kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8%/hari.
Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan 0,7ton TSP. dengan penambahan
polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38%
dengan pH 8 – 9.
c.
Bahan serat
Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat
kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret
sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran
kecil dan bahan pengepak industri.
2.
Tempurung buah sawit untuk arang aktif
Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah
pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari
produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri.
Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.
3.
Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas
Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini
masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam
negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang
dan tandan kosong kelapa sawit untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan
serat.
4.
Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan
artikel
Batang kelapa sawit yang sudah tua tidak produktif
lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa
sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel,
furniture,atau sebagai papan partikel. Dari setiapbatang kelapa sawit dapat
diperoleh kayu sebanyak 0.34 m3
5.
Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit
untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua
dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bagian yang paling utama untuk
diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak
kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak
nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki
kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku
minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah
sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan
difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa
tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik,
dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan
arang aktif.
B. Saran
Kita hendaknya memelihara dan memanfaatkan Kelapa
Sawit dengan baik, karena apabila kelapa sawit diolah dengan tepat, maka
akan membuat keutungan yang cukup besar bagi negara.
C.
Implikasi
Minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit ini,
pengolahannya tidak hanya dilakukan dipabrik saja tapi masyarakat sendiri juga
bisa mengolah minyak tersebut dengan cara yang tradisional dengan menggunakan
tanpa mesin tapi langsung dengan tangan sendiri yang mengolah.